Ikan yang Berbisik

Saya tidak berawal mengajari cara menangkap ikan. Saya ingin mengajari cara mendengarkan. Di perairan tengah malam Manhattan, cahaya jalan seperti terumbuk karang, memancing menjadi meditasi saya. Bukan algoritma. Bukan loop RNG. Tapi ritme—detak pelan yang tenggelam dalam keheningan, menunggu ikan yang mengingat nama Anda.

Saya melihat pemain mengejar dopamin seperti anak-anak mengejar kunang-kunang: singkat, terang, hilang terlalu cepat. Jadi saya merancang permainan bukan untuk menang—tapi untuk membangunkan.

Ibu saya dulu berkata: “Laut tidak memberi keberuntungan. Ia memberi kembali apa yang Anda bawa.” Dan saya bangun cerita di mana kemenangan tak diukur dengan koin—tapi dengan napas.