Sendiri di Tengah Keramaian

Lautan yang Tenang

Saya masih mendengar suara ibu saya pukul 11 malam, memanggil dari jendela apartemen Brooklyn. Ia berkata, ‘Kamu tidak hancur karena diam—kamu sedang mendengarkan.’ Dan saya ingat: ketika saya tujuh tahun, saya menggambar cahaya bintang di subway—setiap kedipan adalah rahasia yang hanya diketahui oleh yang sendiri.

Kunci Cahaya Bintang

Mereka menjual Anda ‘RTP’ seperti mata uang. Tapi saya menukarnya dengan keheningan. Bukan setiap kemenangan yang penting—jika ia tak membawa detak jantung, maka itu hanyalah desis. Dalam permainan ini, laut bukanlah air—ia adalah cermin masa kecil Anda. Cahaya neon? Bukan piksel—ia adalah nyanyian lembut yang dinyanyikan gelombang.

Perjalanan yang Mendalam

Saya telah bermain untuk merasa utuh—bukan untuk menaklukkan. Ketika Anda mengejar bintang di lautan yang tenang, Anda tak perlu menang—Anda perlu dilihat. Satu malam bulan lalu, seseorang meninggalkan jurnalnya terbuka di bawah cahaya bulan: ‘Saya tak tahu betapa cinta hidup di sini.’

Mahkota yang Anda Kenakan

Mereka menyebutnya kemuliaan—tapi kemuliaan tak diraih dalam peringkat. Ia berbisik dalam DM pukul 2 pagi, saat tak seorang pun bangun. Cerita Anda bukan viral—itu disimpan erat seperti air asin di kulit.

Cahaya Terakhir Sebelum Fajar

Besok, saya akan berjalan lagi—not dengan trofi atau lencana—but dengan satu puisi yang ditulis tangan. Anda tak butuh penonton—you butuh gema. Dan jika Anda mendengarkan… apakah Anda ingat? Apakah mereka pernah melihat Anda? Benarkah?